Laman

Rabu, 12 Desember 2012

Wanita Kristen Masuk Islam di Tengah Jutaan Pendukung Presiden Mursi


Kejadian tak terduga mewarnai demonstrasi pendukung presiden Mursi beberapa waktu lalu (1/12) di depan Cairo University, Kairo, Mesir. Berislamnya seorang perempuan kristen sekaligus menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan Mursi.
Perempuan ini menyebut dirinya sebagai Ummu Salwa, ia juga mendapat sebutan dari demonstran pro Mursi sebagai Ummu Tsawar yang memiliki arti Ibu Para Revolusioner. Ia diketahui selalu terjun ke lapangan di setiap aksi demonstrasi yang telah dilakukan sejak era rezim Mubarak.
Sebelum bersyahadat, perempuan itu melakukan orasi singkat, “Saya tidak suka dengan orang-orang yang anti Mursi, mereka merusak dan mengacaukan negara kita, negara Mesir” ujarnya.
Ia juga mendoakan orang-orang yang bersama Mursi adalah orang-orang mukmin dan sholeh, yang ingin menjadikan Mesir lebih baik.
Selengkapnya ada di video berikut;



Info: 0853 1232 7515 dan 0881 808 6675(mobile) 021 8845563

Rabu, 19 September 2012

Menabung di Bank atau ?


Umumnya, Tujuan Orang menabung/menginvestasikan uangnya :
Untuk dana darurat keluarga tercinta
Untuk dana pendidikan anak-anak
Untuk dana pensiun di hari tua / masa depan lebih baik

Contoh : Pak Ali ingin menabung setiap bulannya Rp. 2 juta.

Ada 2 alternatif menabung yang dapat dipilih oleh Pak Ali.
Alternatif I : Menabung di Bank.
Jika terjadi sesuatu pada Pak Ali di bulan ke-4,
contoh : Dia sakit kritis (serangan jantung, kanker, stroke dll) dan dokter minta disediakan uang Rp. 250 juta, apakah bank dapat memberikan uang sejumlah Rp. 250 juta meskipun Kacab nya istrinya pak Ali ? (saldo Pak Ali baru berjumlah Rp. 6 juta )

Alternatif II : Menabung via TAKAFUL Jika kejadiannya sama seperti di atas,
Pak Ali akan diberikan uang sebesar Rp. 250 juta (gratis) untuk berobat,
dan selanjutnya Pak Ali tidak perlu menabung lagi karena tabungannya secara otomatis akan ditambah terus-menerus (setiap bulannya sebesar Rp.2 juta) sampai umur 65 tahun.
dan dana yang ada di tabungannya dapat digunakan untuk dana pendidikan anak-anak
dan dana pensiun.

Kelebihan menabung via TAKAFUL, 
perusahaan akan memberikan dana darurat kepada Pak Ali jika terjadi :
1. Sakit Kritis (seperti : serangan jantung, kanker, stroke, dll)
2. Cacat tetap total (karena sakit / kecelakaan)
3. Meninggal atau cacat karena kecelakaan
4. Meninggal karena sakit
5. Sakit ataupun kecelakaan yang mengharuskan Dia dirawat di rumah sakit (biaya rawat inap, ICU, & operasi).

Bila terdeteksi salah satu dari 49 penyakit kritis, maka akan dibayar sejak stadium PERTAMA,
 
bila di rawat inap, maka tinggal tunjukkan kartu kepesertaan, dan bisa langsung dirawat dirumah sakit rekanan, dengan sistem cashless (tanpa bayar),
 
bisa ditambahkan cashplan, jadi selain perawatan dirumah sakit gratis, diberikan santunan tambahan bisa sampai rp.1.5 jt/hari. dana yang ditabung tetap ada. 

Menurut Bapak / Ibu, Alternatif menabung mana yang paling baik dipilih?
Banyak orang yang belum mengetahui adanya alternatif menabung di Takaful dan tidak semua orang dapat diterima menabung di Takaful.
 

Bila Bapak / Ibu ingin mengetahui lebih lanjut mengenai menabung di Takaful ini, harap hubungi kami. Kami dengan senang hati akan membantu menginformasikan tabungan ini kepada Anda dan keluarga tanpa mengharuskan Anda membuka rekening ini.  

Surah Al-Baqarah (2:240)
Ayat ini menegaskan bahwa para suami disamping berkewajiban memberikan nafkah kepada isteri dan anak-anaknya sesuai dengan standar kelayakan, maka mereka juga dituntut untuk mempersiapkan dana yang cukup bagi para isteri untuk jangka waktu setahun lamanya.

Surah Al-Hasyr (59:18)

Ayat ini menyeru setiap individu muslim untuk:

1. Beriman dan bertaqwa kepada-Nya.

2. Mempersiapkan diri untuk mempersiapkan diri menyongsong datangnya hari esok baik itu persiapan selama hidup di dunia dan persiapan untuk kehidupan akhirat. 
 
maka....ikutlah produk Takafulink Salam dari Takaful, asuransi pertama dan terbaik syariah, dengan syariah hidup insyaAllah menjadi lebih berkah.


Info: 0853 1232 7515 dan 0881 808 6675(mobile) 021 8845563

Rabu, 05 September 2012

Mario Teguh tentang Asuransi

Itulah Asuransi:


Bagi yang berminat klik : di sini

Info: 0853 1232 7515 dan 0881 808 6675(mobile) 021 8845563

Selasa, 03 Juli 2012

Manakah Yang Lebih Menakjubkan ???



Kisah menakjubkan yang disampaikan oleh seorang da'i. Sang da'i berkata : “Pelaku kisah ini bercerita kepadaku”:

“Suatu hari aku bersafar dari Thoif menuju Riyadh bersama istri dan anak-anakku. Akan tetapi di tengah jalan mobilku rusak. Tatkala itu cuaca panas. Maka akupun berhenti di dekat salah satu pom bensin (*tempat peristirahatan yang juga lengkap dengan warung serta bengkel). Maka aku mengecek mobilku dengan memanggil seorang montir yang ada di bengkel disekitar pom bensin tersebut. Sang montir mengabarkan bahwa mobilku rusak berat, mesin penggeraknya rusak, hanya bisa diperbaiki di Thoif atau di Riyadh.



Maka akupun berdiri di bawah terik matahari, sementara istri dan anak-anakku tetap berada di dalam mobil. Aku tidak tahu apa yang harus aku kerjakan…, anak-anakku bagaimana…?, istriku?, mobilku?, aku bingung apa yang harus aku lakukan. Orang-orang melewatiku dan melihat kondisiku akan tetapi tidak seorangpun yang menyapaku, semuanya lewat dengan cuek. Hingga akhirnya tidak berapa lama kemudian ada seseorang yang lewat dan berkata, “Semoga Allah menolongmu…, semoga Allah memberi kemudahan padamu”. Ini adalah orang yang terbaik yang lewat, ia mendoakanku. Tak lama kemudian ada seseorang yang keluar dari pom bensin lalu berhenti di mobilku yang rusak lalu menyapaku,

“Assalaamu’alaikum”, Aku berkata, “Wa’alaikum salam”. Ia berkata, “Ada apa dengan mobilmu, semoga baik-baik saja?”. Aku berkata, “Mobilku rusak”. Rupanya orang ini punya keahlian tentang mesin mobil. Maka ia berkata, “Coba aku cek dulu ada apa dengan mobilmu…”. Setelah mengecek lalu ia berkata, “Ini rusak berat, tidak bisa diperbaiki”.
Aku berkata, “Lantas solusinya bagaimana?”. Ia lalu menyampaikan sebuah ide yang selama hidupku tidak pernah aku mendengar ide seperti ini, padahal ia tidak mengenalku dan aku tidak mengenalnya.

Ia berkata, “Akhi.., engkau membawa keluarga sedangkan aku hanya sendirian…, engkau masukkan saja istri dan anak-anakmu ke mobilku terus bawalah mobilku, lanjutkan perjalananmu ke Riyadh, dan bertawakkallah kepada Allah. Adapun aku gampang…, aku akan nungguin mobilmu, aku minum kopi di warung, dan aku makan siang…. Perjalananmu masih sekitar 400 km. Kalau kamu sudah sampai di Riyadh maka antarkan keluargamu di rumahmu, lalu kirim aja mobil pengangkut dari Riyadh untuk menjemput aku dan mobilmu. Aku akan menunggui mobilmu sampai datang mobil penjemput  !!”.

Aku berkata, “Wahai saudaraku…, engkau tidak mengenalku…bagaimana engkau memberikan mobilmu kepadaku !!”.
Ia berkata, “Perkaranya biasa aja…kan mobilmu juga sama aku, mobilku sama kamu”
Aku sungguh heran dengan sikap orang ini. Ia lantas segera mengeluarkan barang-barangku dari mobilku dan memasukannya ke mobilnya, lantas ia berkata…”Silahkan jalan, bertawkkallah kepada Allah”.

Maka akupun melanjutkan perjalananku hingga aku tiba di Riyadh di waktu maghrib, lalu akupun menyewa mobil pengangkut untuk menjemputnya dan mobilku. Dan ternyata mobil pengangkut tersebut baru sampai pada keesokan paginya. Hingga akhirnya ia baru sampai di Riyadh di waktu dzuhur. Begitu sampai Riyadh aku segera menemuinya untuk mengembalikan mobilnya. Aku berkata kepadanya, “Apa yang kau kehendaki..?, mungkin ada yang kau butuhkan…??, aku ingin membalas kebaikanmu”

Ia berkata, “Alhamdulillah…aku tidak melakukan apa-apa buatmu…mobilku sekarang kembali dan mobilmu juga sudah sampai ke Riyadh”
Aku berkata, “Kalau begitu, aku minta nomor teleponmu”, iapun memberikan nomor teleponnya dan kamipun berkenalan sebentar.

Setelah itu berjalanlah hari…berlalulah minggu…lewatlah bulan.. hingga suatu hari akupun berkumpul dengan sahabat-sahabtku membicarakan tentang perbuatan-perbuatan baik. Lalu aku ceritakan kepada mereka kisahku ini, tentang pertolongan dari seseorang yang aku tidak pernah mengenalnya dan ia tidak pernah mengenalku. Sungguh aku tidak menyangka ada kebaikan lagi di dunia ini hingga akhirnya aku bertemu dengan orang ini. Ia telah berbuat baik kepadaku.

Akupun teringat bahwasanya sudah lama aku tidak meneleponnya, maka akupun mencari nomor teleponnya, lalu akupun meneleponnya. Akan tetapi tenyata yang mengangkat telepon adalah istrinya. Maka aku berkata, “Dimanakah si fulan?”, ternyata istrinya menjawab dengan nada yang ketus, “Apalagi yang kalian inginkan…ia sudah dipenjara !!!”. Akupun terperanjat, aku bertanya, “Kenapa dipenjara?”. Istrinya dengan nada ketus berkata, “Kamu dan orang-orang yang sepertimu selalu saja datang dan menagih-nagih hutang hingga akhirnya suamiku dipenjara !!!”, Aku bertanya lagi, “Di penjara mana?”, maka istrinya mengabarkan bahwasanya ia dipenjara di sebuah penjara di Riyadh.

Maka keesokan harinya aku hendak berniat membalas kebaikannya. Maka akupun membawa uang sejumlah 100 ribu real (*sekitar 250 juta rupiah) lalu aku pergi menunju penjara tersebut. Aku menemui kepala penjara, lantas aku bertanya kepadanya, “Apakah si fulan dipenjara di sini?”, ia berkata, “Benar”. Aku berkata, “Masalahnya apa?”, ia berkata, “Karena masalah hutang”. Akupun mengeluarkan uangku 100 ribu real, lalu aku berkata, “Ini uang 100 ribu real, keluarkanlah ia dari penjara, dan jangan beritahu dari siapa. Sampaikan saja bahwasanya ada seorang dermawan yang memberikan, lunasi hutang-hutangnya dan keluarkanlah ia dari penjara”.

Kepala penjara tersebut lalu memanggil orang ini dan mengabarkan kepadanya bahwa ada orang yang ingin membebaskannya dengan menyumbangkan 100 ribu real. Kepala penjara berkata kepadanya, “Ambillah uang ini, semoga bermanfaat bagimu”. Akan tetapi ternyata  ia berkata, “Jazaahullahu khoiron, akan tetapi 100 ribu real ini tidak bermanfaat bagiku. Hutangku 3 juta real (*sekitar 7,5 milyar)”.

Rupanya orang ini telah masuk dalam perdagangan dan mengalami kerugian hingga akhirnya terlilit hutang sejumlah 3 juta real yang menyebabkan ia dipenjara karena tidak mampu untuk melunasinya. Lantas ia berkata kepada kepala penjara, “Ketahuilah uang 100 ribu real ini tidak bermanfaat bagiku, akan tetapi gunakan uang ini untuk membebaskan orang-orang yang dipenjara bersamaku yang kelilit utang 7 ribu real, atau 10 ribu real atau 20 ribu real“. Akhirnya dengan uang ini ia bisa membebaskan lebih dari 7 orang dari teman-temannya yang dipenjara.

Kepala penjara berkata, “Aku jadi bingung…manakah yang lebih menakjubkan…apakah perbuatan sang dermawan yang telah menyumbangkan 100 ribu realnya tanpa ingin diketahui…?, ataukah perbuatan orang yang dipenjara ini yang tidak memiliki uang sepeserpun dan dalam kondisi dipenjara lantas memberikan uang 100 ribu real untuk membebaskan teman-teman penjaranya??!!”

Setelah 2 atau 3 minggu kemudian maka aku kembali menelpon orang itu, dan ternyata yang mengangkat telepon kembali adalah istrinya. Lalu mengabarkan kepadaku bahwasanya suaminya masih saja dipenjara. Maka akupun kaget, lalu kututup teleponku dan segera aku berangkat menemui kepala penjara. Lalu aku berkata, “Akhi…3 minggu lalu aku kemari dan aku memberikan kalian 100 ribu real untuk membebaskan si fulan, lantas kenapa kalian belum membebaskannya?”. Kepala penjara berkata, “Wahai akhi…hutangnya 3 juta real, hanya 100 ribu real tentu tidak bisa membebaskannya. Akan tetapi wahai akhi…aku tidak tahu..mana yang lebih aneh dan menakjubkan…apakah perbuatanmu ataukah perbuatannya”.

Lantas kepala penjarapun menceritakan kepadaku apa yang telah terjadi. Maka akupun terperangah….aku berkata, “Sungguh orang ini luar biasa…!!!”. Lalu aku berkata kepada kepala penjara, “Kalau begitu berikan kepadaku bukti-bukti hutangnya 3 juta real”. Kebetulan aku adalah orang yang dilapangkan rizki dan juga aku punya banyak kenalan, maka akupun mencari bantuan dengan menemui orang-orang kaya hingga akhirnya setelah 3 bulan kemudian akupun bisa mengumpulkan 3 juta real, lalu akupun membayarnya kepada kepala penjara untuk membebaskannya”.

(Demikian ceritanya…diterjemahkan secara bebas oleh Firanda Andirja)
Diterjemahkan dari http://www.youtube.com/watch?v=PFQ8u-FBSj4&feature=player_embedded


Info Takaful: 0853 1232 7515 dan 0881 808 6675(mobile) 021 8845563

Rabu, 27 Juni 2012

MARHABAN YA RAMADHAN

Ramadhan 1433 H sudah di depan mata. Bulan rahmah, bulan maghfirah, bulan pembebasan dari api neraka, bulan penuh dengan bonus pahala, dan bermacam-macam sebutan lain yang baik diberikan kepada bulan Ramadhan. Memang sesungguhnya ramadhan adalah bulan yang istimewa, karena ia adalah penghulu segala bulan. Lantas apakah kita akan membiarkan bulan Ramadhan berlalu begitu saja?

Persiapan menyambut Ramadhan

Sebagaimana layaknya kita akan kedatangan tamu, tentu saja kita akan melakukan persiapan, apalagi tamunya adalah tamu yang sangat istimewa, tamu yang akan memberikan begitu banyak kebaikan kepada kita. 
Setidaknya ada 4(empat) bentuk persiapan yang harus dilakukan oleh seorang muslim dalam menyongsong Ramadhan yakni; persiapan ruhiah (spiritual), persiapan fikriah (ilmu), persiapan jazadiah (fisik), dan persiapan maaliah (dana).
Persiapan ruhiah; 
Dalam memasuki bulan ramadhan kita harus mensucikan diri dari segala dosa baik itu dosa kepada Allah maupun dosa dengan sesama manusia. Membersihkan diri dari dosa kepada Allah dengan memperbanyak dzkir, istighfar, dan taubat. Sedangkan membersihkan diri dari dosa kepada sesama manusia adalah dengan meminta maaf dan menyambung silaturrahim. Silaturrahim yang terbaik adalah dengan berkunjung, tetapi jika itu tak dapat dilakukan, maka cukup dengan surat atau telpon.
Persiapan fikriah; 
Persiapan dari sisi ini juga penting, karena banyaknya amalan yang terdapat dalam bulan ramadhan yang kesemuanya membutuhkan ilmu. Bekal ilmu yang kita miliki harus memadai sebelum memasuki bulan ramadhan. Jangan sampai kita baru banyak bertanya tentang segala hal ketika sudah memasuki bulan ramadhan. Karena segala amal harus dilandasi dengan ilmu, tidak boleh ikut-ikutan. Sekaranglah saatnya untuk banyak bertanya tentang segala hal yang belum jelas.
Persiapan jazadiah; 
Banyaknya ibadah dalam bulan ramadhan sudah tentu membutuhkan fisik yang prima. Sangat disayangkan jika kita tidak optimal dalam melaksanakan ibadah ramadhan karena jatuh sakit akibat kelalaian kita dalam menjaga kesehatan dan stamina. Oleh sebab itu kita harus menghindari melakukan pekerjaan yang membutuhkan fisik yang berat pada bulan ramadhan, misalnya mengecat rumah, berbelanja untuk keperluan lebaran, dll. Sebaiknya pekerjaan – pekerjaan tersebut dilakukan sebelum masuk ramadhan.
Persiapan maaliah: 
Ramadhan sering juga disebut bulan infaq, oleh sebab itu supaya kita tidak tertinggal dalam ibadah yang satu ini kita hendaknya memiliki bekal dana yang cukup. Mulai sekarang hendaknya kita mulai mengatur rencana keuangan kita. Hindari pengeluaran yang tak perlu. Karena harga biasanya naik di bulan ramadhan maka sedapat mungkin pada bulan ini kita sudah berbelanja untuk kebutuhan ramadhan.
Mudah-mudahan dengan persiapan yang baik kita mampu menyambut bulan Ramadhan 1433 H dengan perasan yang gembira tanpa keluh kesah, amiin.



14 Kiat sukses Ramadhan 1433 H

Agar kita dapat sukses dalam bulan ramadhan 1433 H nanti, berikut beberapa kiat:
1. Niat puasa yang ikhlas semata-mata karena Allah swt.
2. Berpuasa dengan ilmu
3. Mengakhirkan sahur ; batas sahur adalah adzan subuh bukan imsak
4. Menyegerakankan berbuka puasa
5. Memperbanyak tilawah, al qur`an minimal 1juz 1hari, sehingga dapat khatam selama bulan ramadhan
6. Memperbanyak doa, zikir, dan shalawat di setiap kesempatan; hindari melakukan ghibah (gosip) dan fitnah
7. Melaksanakan shalat fardhu 5 kali sehari secara berjamaah di masjid / mushalla
8. Memperbanyak shalat sunnah terutama shalat malam / tarwih baik sendiri maupun berjamaah
9. Menunaikan zakat
10. Memperbanyak infaq, shadaqah dan memberi buka puasa(ta`jil)
11. Menghadiri majelis-majlis ilmu, hindari majelis yang tak bermanfaat
12. Melaksanakan umrah jika mampu; umrah di bulan ramadhan nilainya sama dengan haji
13. I`tikaf di masjid terutama di sepuluh hari terakhir; amalan ini tidak pernah ditinggalkan oleh rasulullah saw; seharusnya kita sebagai ummatnya meneladaninya.
14. Menganggap ramadhan 1433 H adalah ramadhan yang terakhir bagi kita sehingga berusaha untuk melakukan yang terbaik dibandingkan ramadhan sebelumnya.

Mudah –mudahan tausiah singkat ini bermanfaat bagi kita semua dan Allah memberikan kita kekuatan sehingga kita dapat melaksanakan ibadah ramadhan dengan optimal, amiin ya Rabbal alamiin


Menyambut Ramadhan 1433 H 
Admin Masa Depanku berucap:

Mohon Maaf Lahir Batin 
Atas segala dosa dan khilaf

Info Takaful: 0853 1232 7515 dan 0881 808 6675(mobile) 021 8845563

Rabu, 20 Juni 2012

REFRESH: PEMBAYARAN KONTRIBUSI LANJUTAN


A. MELALUI ON LINE PAYMENT:
 1. Peserta datang ke kantor Pos berlogo SOPP atau ke Bank  Syariah Mandiri
2. Sebutkan nomor polis pada petugas
3. Pastikan anda mendapatkan bukti pembayaran
B. MELALUI NET BANKING:
1. Peserta sudah harus terdaftar dan memiliki fasilitas net banking pada Bank Syariah Mandiri
2. Pilih menu “Pembayaran”
3. Pilih jenis pebayaran “ Asuransi Takaful”
4. Masukkan nomor polis pada kolom pembayaran
5. Cetak dan simpan bukti transaksi pembayaran net banking.
C. MELALUI JARINGAN ATM:
1. Pilih menu transfer antar bank.
2. Masukkan kode rekening tujuan, terdiri dari: kodebank (013 untuk Bank Permata Syariah atau 147 untukBMI) + kode bin (8987) + 11 angka pertama no polis + kode transaksi (0). contoh bisa di klik di sini.
D. MELALUI AUTODEBET:
1. Peserta mengisi formulir yang disediakan oleh Takaful Keluarga.
2. Formulir yang sudah diisi, diserahkan ke Kantor Takaful Keluraga disertai dokumen pendukung lainnya.
3. Proses pendebitan akan dilakukan setelah mendapat konfirmasi dari bank.
E. MELALUI SETORAN TUNAI:
1. Peserta mengisi formulir setoran tunai yang tersedia di Bank Muamalat Indonesia.
2. Tuliskan nomor polis anda pada kolom rekening tujuan.

Konfirmasi Penerimaan Kontribusi:
1. Harap dipastikan bahwa nomor polis atau kode pembayaran peserta telah tercantum pada kolom berita pada aplikasi pengiriman uang di Bank, dan peserta memiliki bukti pembayaran dari Bank.
2. Bukti pembayaran dari bank dapat disampaikan ke kantor Takaful keluarga atau melalui email dengan alamat : buktibayar_atk@takaful.com
3. konfirmasi melalui sms akan disampaikan kepada peserta bilamana pembayaran telah diterima dan dibukukan dalam system Takaful Keluarga.
4. Bilamana anda belum mendapatkan konfirmasi penerimaan kontribusi, mohon dapat menghubungi layanan peserta :
(021)  7919 0005
0807 100 3456 (pulsa lokal)








Update Data Kepesertaan



UPDATE DATA KEPESERTAAN ANDA

Perbaharui data kepesertaan anda dengan mengirimkan data terbaru anda melalui sms:
no.polis#namalengkap#alamat surat menyurat#no. handpone#email
kirim ke:
0877 8816 4000
contoh:
012004001234042#Siti Hasannah No 77 Depok#081 1234 5678#s.hasannah@yahoo.com

Kuntungan:
Takaful akan memberikan layanan peserta di antaranya:
1.     Notifikasi Penerbitan Polis
2.     Konfirmasi Pembayaran dan Penagihan Premi Lanjutan
3.     Notfikasi Pembayaran Premi Lanjutan
4.     Notifikasi Pembayaran Klaim
5.     Layanan Loyalti Program dan Prime Customer

Layanan Peserta:
021 7919 0005
0807 100 3456 (pulsa lokal)




Kamis, 14 Juni 2012

SEDEKAH SEPENUH ISI BUMI TERTOLAK DI AKHIRAT

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kelak pada hari kiamat orang kafir akan didatangkan lalu ditanyakan kepadanya, ‘Bagaimana menurutmu seandainya kamu mempunyai emas sepenuh isi bumi apakah kamu mau menebus (siksaan) dengannya?’. Dia menjawab, ‘Iya tentu saja.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya dahulu -di dunia- kamu diminta sesuatu yang lebih mudah daripada itu [akan tetapi kamu enggan dan tetap berbuat syirik].’.” (HR. Bukhari [6538] dan Muslim [2805])

Betapa tidak ada nilainya kekayaan dunia semata jika tidak disertai dengan keimanan. Oleh sebab itu sebanyak apa pun harta yang dimiliki oleh seseorang jika tidak dilandasi dengan keimanan kepada Allah dan rasul-Nya, maka di akherat harta itu tidak bermanfaat bagi pemiliknya. Sebagaimana Allah ta’ala tegaskan hal ini dalam ayat (yang artinya), “Pada hari itu -kiamat- tidak bermanfaat harta dan keturunan kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.” (QS. asy-Syu’ara: 88-89).

Hati yang selamat artinya tidak bakhil, yakin dalam ketaatan disemua lini ibadah, ia mengutamakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya dengan keimanan penuh tidak mempan tipuan syetan. Berhasil melampui Ujian keimanan, maka selain datang ketenangan, kehidupannya juga diliputi keberkahan rizki. Harta yang datang itu ialah harta yang membawanya selamat, baik dari asalnya dan penyalurannya karena bertujuan redho Allah SWT, berpasrah diri terhadap ketentuan Allah SWT, tidak banyak waktunya terbuang karena hitungan keraguan yang dahsyat.

Setan ingin agar manusia tidak mendapat pahala dan kebaikan yang menjadi sarana masuk surga. Allah Ta'ala berfirman:
"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat buruk (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui" (Qs Al-Baqarah 268).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa makna ayat "Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan", maksudnya: setan menakut-nakuti kalian dengan kefakiran supaya kalian tetap menggenggam tangan kalian, sehingga tidak menginfakkanya dalam keridhaan Allah.

Kesulitan dan kesedihan dunia seperti apa pun yang dirasakan oleh orang-orang miskin yang menjaga keimanan mereka akan terlupakan hanya dengan satu celupan kenikmatan surga. Sebaliknya, selezat apa pun kenikmatan duniawi yang dirasakan oleh orang kafir di dunia, maka akan terlupakan dengan satu celupan siksa di neraka, na’udzu billahi min dzalik…

Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kelak pada hari kiamat akan didatangkan penduduk neraka yang pernah merasakan kenikmatan paling lezat selama di dunia lalu dia dicelupkan di neraka sekali celupan. Kemudian ditanyakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?’. Maka dia menjawab, ‘Sama sekali tidak pernah, wahai Tuhanku.’ Dan juga didatangkan penduduk surga yang hidupnya paling susah selama di dunia, lalu dicelupkan sekali celupan di dalam surga. Kemudian ditanyakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesusahan? Apakah kamu pernah merasakan kesulitan?’. Maka dia menjawab, ‘Sama sekali tidak pernah, wahai Tuhanku. Aku belum pernah merasakan kesusahan dan belum pernah melihat kesulitan.’.” (HR. Muslim [2807])

Orang yang dermawan akan menjadikan diri mereka boss atas diri, harta dan hatinya.Dia benar- benar pandai mengelola kepemilikan dari semua itu, sehingga dia justru tidak menjadi budak dari materi yang dimilikinya. Betapa tidak, harta dan atau kepintaran yang dia miliki dengan ikhlasnya dia berikan untuk menjadi sumber puncak kebahagiaannya menggapai jaminan kebahagiaan dalam rahmat Allah SWT karena Allah SWT redho kepadanya


Yusuf Mansur Network

Info: 0853 1232 7515 dan 0881 808 6675(mobile) 021 8845563

Sabtu, 21 April 2012

‘Perbankan Syariah Atasi Krisis Infrastruktur Australia’

dakwatuna.com – Sydney. Perbankan syariah diklaim dapat membantu pemerintah Australia dalam mengatasi kekurangan pendanaan infrastruktur. Perbankan syariah merupakan solusi terbaik bagi pemerintah Australia daripada menaikkan pajak yang menyulitkan masyarakat.
Kepala perusahaan keuangan syariah pertama di Australia, Talal Yassine, mengatakan beberapa perubahan dapat dilakukan pemerintah Australia untuk mengembangkan perbankan syariah di negeri kangguru tersebut. Sayangnya ledakan potensi investasi di Australia terhalang oleh hambatan-hambatan aturan pemerintah Australia.
“Industri keuangan syariah bernilai setidaknya satu triliun dolar dan setiap tahun tumbuh secara signifikan,” ujarnya, seperti dilansir laman ABC Radio Australia, Jumat (20/4). Apabila pemerintah Australia bicara sepotong kecil dari jumlah tersebut, artinya mereka sedang membicarakan miliaran dolar.
Terkait keragu-raguan masyarakat Australia terhadap perbankan syariah, Yassine mengatakan pihaknya bukan membawa hukum syariah ke Australia. Apa yang dibawanya adalah perbankan yang sesuai syariah Islam. Perbankan syariah menganut sistem joint venture dan bagi hasil. Perbankan ini tidak mengenal hutang dan investasinya luar biasa.
Untuk itu peraturan Australia harus diubah untuk mengakomodasi kebutuhan investor Muslim yang ingin berinvestasi sesuai dengan syariah. Misalnya saja penggunaan bunga yang masih dipakai dalam sistem perbankan di Australia. Pemerintah bisa saja merancang pengecualian . Hal ini, kata dia, sudah dilakukan di beberapa negara barat seperti Inggris dan Amerika Serikat. (Hafidz Muftisany/Friska Yolandha/RoL)

Info: 0853 1232 7515 dan 0881 808 6675(mobile) 021 8845563

Jumat, 24 Februari 2012

Ternyata Proses Klaim di Asuransi Takaful Keluarga Mudah

Salah satu alasan orang menolak untuk menjadi peserta asuransi , adalah sulitnya proses klaim. Mungkin ini trauma masyarakat akibat adanya segelintir pengalaman yang kurang menyenangkan dari sebagian kecil perusahaan asuransi.
Pengalaman di bawah ini bisa menegasi anggapan itu paling tidak untuk Asuransi Takaful Keluarga.



Kisah 1:
Ini tentang pengalaman saya sendiri sebagai peserta sebelum menjadi marketer pada perusahaan ini. Saya menjadi peserta Funadi (Asuransi Pendidikan). Pada november 2008, saya mendapat surat dari Takaful untuk mengambil dana tahapan masuk SD, karena beberapa bulan lagi anak saya akan masuk SD.
Tanpa sengaja tidak lama setelah itu saya membaca koran kompas pada rubrik surat pembaca. Di situ ada komplain pembaca kepada sebuah perusahaan asuransi yang mana pembaca ini juga menjadi peserta asuransi pendidikan. Banyak hal yang dikeluhkan di situ termasuk untuk keluar jadi peserta pun sulit. Setelah membaca tulisan tersebut saya pun berperasangka bahwa hal yang sama akan saya alami nantinya saat akan mengambil dana tahapan Fulnadi. Maka sayapun membatalkan beberapa acara, karena saya berpikir akan alot nantinya alias butuh waktu yang lama.

Namun ternyata saat saya tiba di Kantor Takaful Bekasi waktu itu masih di Grand Mall, saya dapatkan hal yang jauh berbeda. Saya cuma menggunakan waktu sekitar 10 menit (termasuk mengantri) untuk mengurus hal tersebut. Saya cuma memperlihatkan berkas berkas yang dibutuhkan dan diminta memberikan nomor rekening serta nama Bank sebagai tempat penyaluran dana tahapan tersebut.
Saya akhrnya jadi risih sendiri  mendapati pelayanan begitu menyenangkan. Saya jadi kagum

Dan tiba tiba saja seolah ada yang menggerakkan lidah dan mulut saya untuk berkata : " Pak, kalau saya mau jadi agen bisa? "...
Akhirnya sampai sekarang saya menjadi marketer PT Asuransi Takaful Keluarga .



Kisah 2:
Saya baru 3 tahun menjadi agen, dan saya belum punya pengalaman dari nasabah saya yang melakukan klaim sehingga berikut ini saya mengambil pengalaman dari rekan saya Bu Nurma Husnidah sesama agen di Takaful.
Bu Nurma Husnidah memiliki nasabah Fulnadi yang meninggal. Sebagaimana diketahui jika peserta meninggal, maka seketika peserta akan bebas premi. Ahli waris mendapat santunan dan nilai tunai dari dana yang diinvestasikan, serta penerima hibah tetap akan mendapatkan tahapan serta beasiswa per tahun...
Dibawah ini saya muat email beliau (tentu dengan izin) kepada saya dan beberapa teman (tanpa diedit) tertanggal 24 Februari pukul 07:53 yang menggambarkan betapa cepat dan mudahnya pengurusan klaim di Takaful:

Assalamualaykum wrwb, Berikut  pengalamanku dalam mengurus klaim meninggal nasabah fulnadiku.. berkas diterima oleh pusat pada hari rabu tgl 15 februari 2012, hari senin tgl 20 februari di regist oleh bagian klaim, selasa tgl 21/02/2012 sudah di author dan polis di cap BEBAS PREMI.‎​​اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ tinggal menunggu proses payment santunan dan pengembalian nilai tunai . Mari teman2..Jangan ragu bekerja di industri ini..apalagi kita bekerja disebuah lembaga Syariah..artinya kita dobel melaksanakan kebaikan..selain mengajak untuk menabung, merencanakan masa depan, bertabarru rutin Setiap Bulan..dan yg paling penting dari semua itu adalah kita sudah mengajak umat untuk berhijrah dari yg ribawi kepada yang Syariah. Bukan cuma masalah proteksi thd Si peserta (pada produk fulnadi) yang notabene sbg pencari nafkah dan tulang punggung kluarga tetapi juga memberi kesempatan kepada saudara muslim untuk saling menanggung ..membantu yatim atau piatu dalam melanjutkan studi nya..sehingga mereka tetap memiliki kesempatan untuk menjadi umat yg cerdas dan kuat.. Tidak menjadi umat yg lemah. Jika mereka bersekolah ‎​​اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ kita telah memiliki tabungan akhirat berupa amal jariah yang tërus mangalir selama anak2 tersebut menggunakan ilmunya..سُبْحَانَ اللّهُ .. Sungguh mulia pekerjaan kita ini. mari tetapkan hâti dan langkah kita pada industri ini..
Semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat..
Wassalamualaykum wrwb
------Original Message------

Mudah mudahan tulisan ini bermanfaat...
Bagi yang ingin mengenal lebih jauh tentang Takaful dan produknya bisa klik di sini.
Dan bagi yang ingin ikut berjuang menegakkan ekonomi syariah bisa klik di sini


Info: 0853 1232 7515 dan 0881 808 6675(mobile)
021 8845563

Kamis, 16 Februari 2012

Kisah Nyata: “Ketika Hidayah Islam Merengkuh Jiwaku”


Namaku Erlina, aku ingin berbagi cerita kepada saudariku muslimah, bukan untuk mengajarkan tentang fiqih atau hadits atau hal lainnya yang mungkin ukhti muslimah telah jauh lebih dulu mengetahuinya daripada aku sendiri. Karena di masa lalu, aku beragamaKristen…

Sejak kecil aku beserta kedua adikku dididik secara kristen oleh kedua orangtuaku, bahkan aku telah dibaptis ketika masih berumur 3 bulan dan saat berusia 18 tahun aku telah menjalani sidhi, yaitu pengakuan setelah seseorang dewasa tentang kepercayaan akan iman kristen di depan jemaat gereja. Aku juga selalu membaca Alkitab dan membaca buku renungan –semacam buku kumpulan khotbah– bersama keluargaku di malam hari. Seluruh keluargaku beragama Kristen dan termasuk yang cukup taat dan aktif. Bahkan dari keluarga besar ayah, seluruhnya beragama Kristen dan sangat aktif di gereja sehingga menjadi pemuka dan pengurus gereja. Sedang dari keluarga ibu, nenekku dulunya beragama Islam, namun kemudian beralih menjadi Katholik.

Sejak kecil aku adalah anak yang sangat aktif dalam kegiatan keagamaan. Tentu saja kegiatan keagamaan yang aku anut saat itu beserta keluarga besarku. Kecintaanku pada agama Kristen demikian kuat mengakar dan terus bertambah kuat seiring pertumbuhanku menjadi wanita dewasa. Sedari kecil aku sangat rajin ikut Sekolah Minggu, bahkan hampir tidak pernah absen. Aku selalu ingin mendengarkan cerita agama Kristen atau cerita dari Alkitab di Sekolah Minggu. Setiap pelajaran Sekolah Minggu kucatat dalam sebuah buku khusus. Cerita-cerita tersebut kuhafal sampai detail, sehingga setiap perayaan Paskah dan Natal aku selalu menjadi juara lomba cerdas tangkas Sekolah Minggu. Pernah suatu ketika, karena aku sering sekali menang, seorang juri memberikan tes tersendiri. Hal ini untuk memastikan bahwa aku layak mendapatkan juara pertama, apalagi saat itu aku masih lebih muda dari peserta dan juara lainnya. Ternyata aku bisa menjawab pertanyaan juri tersebut. Akhirnya aku tetap mendapatkan hadiah, namun hadiah khusus di luar juara satu sampai tiga. Kebijakan ini untuk memberikan kesempatan pada peserta lain untuk menjadi pemenang.


Ketika aku menginjak usia SMP dan SMA, aku tetap aktif dalam kegiatan persekutuan remaja dan pemuda di sekolah. Aku juga aktif di tingkat yang lebih besar yaitu kegiatan persekutuan antar siswa Kristen dari sekolah-sekolah se-kota Magelang, juga persekutuan remaja di gereja. Bahkan aku juga ditunjuk menjadi ketua persekutuan remaja di gereja. Setiap minggu aku disibukkan dengan kegiatan persekutuan, mempersiapkan acara, topik, pembicara, membuat undangan dan menyebar undangan. Aku tidak pernah bosan mengundang rekan-rekan untuk hadir. Walaupun aku tahu ada di antara mereka yang malas hadir, aku tetap memberikan undangan kepada mereka. Betapa semangatnya aku saat itu…

Setelah lulus SMA, aku meneruskan kuliah di FKG UGM. Dan seperti sebelum-sebelumnya, aku kembali aktif di kegiatan keagamaan (Kristen). Kali ini aku mengikuti kegiatan persekutuan mahasiswa di FKG dan di tingkat UGM. Aku sangat senang dan menikmati kegiatanku tersebut saat itu. Bermacam-macam aktifitas, perayaan Natal, Paskah, panitia lomba vokal grup lagu gerejawi dan lainnya aku ikuti. Aku sering mengajak teman-teman-teman satu kos untuk menyanyi bersama lagu-lagu gerejawi di kos, berdiskusi pemahaman kitab dan lainnya.

Ternyata keaktifanku dalam kegiatan keagamaan ini semakin masuk ke dalam ketika aku diajak bergabung dengan pelayanan “Para Navigator”. Pesertanya sebagian besar mahasiswa. Di sini kami belajar banyak hal tentang kekristenan, dibimbing oleh pembimbing rohani dalam satu kelompok, mengadakan diskusi pemahaman Alkitab setiap minggu dengan menggunakan buku panduan seperti kurikulum yang bertingkat dari dasar ke tingkat tinggi. Di sini kami juga diajarkan dan diminta untuk menghafal ayat-ayat Alkitab –dengan diberikan panduan berupa kartu yang berisi ayat untuk dihafalkan-, dan setiap minggu harus bertambah ayat yang kami hafal. Akhirnya aku dapat menyelesaikan paket kurikulum dan diminta membimbing anak rohani. Metode pelayanan ini biasa dikenal dengan metode sel, belajar berkelompok, kemudian berkembang dengan masing-masing anggota yang akan memiliki anak-anak lain untuk dibimbing, sehingga orang-orang yang terlibat di dalamnya akan berkembang dan bertambah banyak. Dalam pelayanan ini, terkadang kami pun diajarkan dan dianjurkan untuk berdakwah mengajak orang lain mengenal dan mengikuti ajaran Kristen.

Entah mengapa, setelah aku masuk stase (tingkatan) klinik, mulai ada beberapa teman (muslim) yang mendekati dan ingin memperkenalkan Islam kepadaku. Reaksiku? Jelas marah dan kutolak mentah-mentah. Pernah juga aku dipinjami Al-Qur’an dan diminta untuk membacanya oleh seorang teman. Sungguh aku sangat marah terhadapnya sampai-sampai aku tak ingin berbicara dengannya.

Sampai akhirnya aku bertemu dengan dia –sebut saja A– yang alhamdulillah kini telah menjadi suamiku. Kalau teman-teman lain ingin memperkenalkan Islam dengan cara langsung dengan Al-Qur’an dan hal-hal lainnya yang jelas-jelas berbau Islam, maka A mengenalkan Islam dari sisi yang beraroma Kristen. Dan aku sangat antusias saat itu. Apalagi ia menyatakan bahwa jika Kristen lebih benar dari Islam, maka dia akan mengikuti agama Kristen. Kesempatan emas! Pikirku. A juga banyak bertanya tentang Bible, bahkan ia katakan telah tamat membaca Alkitab Perjanjian Baru sebanyak tiga kali! Aku pikir, orang ini benar-benar tertarik akan agama Kristen. Aku saja belum pernah membaca dari awal hingga akhir kitab tersebut secara berurutan. Aku semakin bersemangat saat itu. Banyak yang dia ketahui tentang Alkitab Kristen dan tentang Kristen. Ternyata sejak kecil ia bersekolah di sekolah Katholik dan mempelajari agama Katholik serta sejarahnya, dan ketika ia kuliah di UGM, ia juga terkadang berkunjung ke toko buku Kristen untuk membaca.

Namun, yang terjadi selanjutnya ternyata di luar dugaanku. A memang banyak tahu tentang agamaku, namun ia juga memiliki pengetahuan tentang Islam. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan berkaitan dengan agamaku, yang terkadang pertanyaan itu begitu mudah, namun aku sangat kesulitan menjawabnya. Diskusi-diskusi yang kami lakukan membuat kami menjadi dekat. Aku pun telah lulus kuliah dan bekerja. Begitu pula A, hanya saja dia bekerja di Jakarta. Namun, kami masih terus melanjutkan diskusi tentang agama Kristen yang telah kami lakukan sebelumnya. Ya… masih berlanjut seperti itu, pengenalan tentang agama Islam yang dilakukan dengan cara tidak langsung.

Dari diskusi-diskusi itulah ia terkadang memasukkan sentilan Islam secara tidak langsung dan tidak aku sadari (karena pertanyaan dan hal-hal yang didiskusikan sebenarnya telah jelas jawabannya di Islam). Banyak bentrok di antara kami dalam diskusi tersebut. Kadang bahkan membuat aku marah, menangis, jengkel. Namun diskusi itu terus berlanjut. Masih ada rasa penasaran, jengkel dan marah yang berbaur menjadi satu. Namun… banyak sekali pertanyaan darinya yang tidak bisa aku jawab. Akhirnya A mengusulkan agar meminta pendeta yang ahli untuk diajak diskusi bersama. Wah!! Betapa senangnya aku mendengar sarannya itu. Orang ini benar-benar bersemangat belajar Kristen. Aku sangat berharap akhirnya nanti dia bisa beragama Kristen. Rasanya bahagia jika aku berhasil membuat ia mengikuti iman Kristen.

Dengan sebab tersebut, aku mencari dan menghubungi pendeta yang terkenal, senior dan sangat berkualitas di Jogja. Sebut saja pendeta X. Aku berharap pendeta X dapat membantuku ‘memberi pelajaran’ tentang Kristen kepada A. Keluargaku pun ikut bersemangat dan sangat mendukung rencanaku ini. Saat itu, aku bersyukur bapak pendeta ini mau dan bersedia membantu rencanaku. Akhirnya, kami melakukan diskusi bertiga. Keadaannya saat itu, bukanlah sebagaimana seseorang yang ingin saling berdebat antar agama. Tidak. Kondisi saat itu, baik A maupun aku sama-sama sebagai orang yang belajar dan mencari kebenaran. Walaupun tidak ada pernyataan sebagaimana yang A lakukan bahwa jika Islam lebih benar aku akan mengikuti agamanya.

Mulailah kami berdiskusi setiap pekan di hari Sabtu. Beberapa pertanyaan yang A ajukan antara lain adalah:

Kapan dan bagaimana cara Yesus berpuasa? Mengapa orang Kristen tidak berpuasa?

Tentang penghapusan hukum Taurat (Yesus menolak membasuh tangan sebelum masuk rumah).

Benarkah kisah yang menceritakan Yesus berdoa dengan bersujud?Dan bagaimana orang Kristen berdoa saat ini? Dahulu, orang Yahudi termasuk Yesus dikhitan. Mengapa orang Kristen sekarang tidak? Pendeta menjawab, orang Kristen ada yang berkhitan tapi bukan untuk mengikuti hukum Tuhan (Taurat), tetapi untuk alasan kesehatan.

Mengapa orang Kristen tidak mengenal najis?Padahal hal najis di Taurat lebih berat daripada hukum Islam. Pendeta menjawab, dalam Kristen hal itu tidak perlu karena di dalam tubuh kita juga ada najis.

Apakah surga itu bertingkat-tingkat menurut Kristen?

Pendeta menjawab, “Tidak, dalam Kristen surga tidak bertingkat-tingkat.”Lalu kami bertanya, “Mengapa dalam injil dikatakan ada surga rendah dan surga tinggi?”

Terdapat ramalan dalam Alkitab tentang kedatangan anak manusia ‘Ia akan berada di perut bumi tiga hari tiga malam’ seperti kejadian nabi Yunus di dalam perut ikan. Siapakah dia?

Pendeta menjawab, “Jelas ramalan untuk Yesus setelah kematian di kayu salib dan dikubur di gua.”

Akhirnya kami bertiga sama-sama menghitung. Dan berkali-kali, hasil perhitungan itu adalah dua hari dua malam atau maksimal adalah tiga hari dua malam dengan konsekuensi memasukkan hari minggu sebagai satu hari penuh, padahal minggu pagi –sebelum matahari terbit- , kubur Yesus telah kosong. Karena perhitungan tersebut tidak cocok dengan ramalan tiga hari tiga malam, pertanyaan tersebut ditunda untuk didiskusikan pekan berikutnya.Saat kami datang pekan berikutnya, pendeta sudah memiliki jawaban, yaitu perhitungan hari orang Yahudi berbeda dengan kita.

Waktu itu kami tercengang, heran namun akhirnya tersenyum mengerti bahwa sebenarnya pertanyaan ini tidak dapat dijawab oleh sang pendeta. Padahal kejadian nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam gua selama tiga hari tiga malam mestinya lebih bisa menjawab ramalan tersebut.

Ah, saudariku… sebenarnya masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang kami diskusikan saat itu. Kiranya ini cukup untuk menggambarkan diskusi yang terjadi saat itu. Pertanyaan-pertanyaan kami bukanlah pertanyaan yang berat yang berkaitan dengan akidah. Bukan tentang trinitas ataupun ketuhanan Yesus. Namun, itupun banyak yang tidak terjawab. Dan dalam diskusi ini, A tidak pernah mendebat dengan dalil-dalil Islam, Al-Qur’an dan hadits. Sehingga memang terkesan bahwa kami berdua sedang berguru kepada pendeta tersebut.

Kami tidak pernah berdebat, menyalahkan atau mempermalukan beliau. Kami tetap hormat, dan pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan berkesan layaknya konfirmasi, “Apakah ini benar”, “Mengapa seperti ini”, dan semacamnya, kemudian menilai jawaban yang pendeta tersebut berikan. Dan jika kami tahu sebenarnya beliau tidak dapat menjawab pertanyaan kami, dan tampak jawabannya dipaksakan, tidak logis (seperti tentang ramalan tiga hari tiga malam), maka kami hanya tersenyum dan tidak memperpanjang pembahasan hal tersebut. Saat itu, pendeta tersebut menganjurkan agar kami membaca buku karangan seorang Pastor yang berjudul Gelar-Gelar Yesus. Namun, aku malah mendapati, si pengarang justru mengatakan bahwa di Alkitab tidak ada yang secara langsung menyebutkan bahwa Yesus itu Tuhan dan dia tidak pernah menyatakan diri sebagai Tuhan. Sehingga anjuran ini justru menjadi semakin menambah pertanyaanku dan memperbesar keraguanku akan iman Kristen.

***

Setelah diskusi berlangsung beberapa kali, pendeta tersebut minta maaf karena tidak bisa melanjutkan diskusi lagi karena akan pergi ke luar negeri selama beberapa waktu. Beliau merekomendasikan dua orang pendeta untuk menggantikan posisi beliau selama beliau tidak ada.

Pendeta pertama adalah seorang yang dulunya beragama Islam namun keluar (murtad) dari agama Islam dan menjadi pendeta. Saat kami mendatangi rumah pendeta ini, dari pembicaraan dengannya terkesan bahwa beliau menolak dan menghindar dengan alasan yang tidak jelas. Pendeta kedua adalah seorang doktor teologia ahli perbandingan agama dan memiliki kedudukan yang cukup tinggi di sebuah universitas. Karena kesibukan dan kedudukan beliau inilah, kami agak kesulitan menemui beliau.

Ketika akhirnya kami berhasil menemuinya, ternyata beliau keberatan dan tidak bersedia berdiskusi bersama kami dengan alasan sibuk. Pendeta kedua ini menyarankan agar kami kembali berdiskusi dengan pendeta X. Karena proses diskusi ini (yang tadinya aku berharap begitu banyak para pendeta ini dapat memberi pelajaran pada A) ternyata sedikit terhambat, akhirnya aku mendatangi pendeta X seorang diri. Aku menceritakan semua hal berkenaan dengan latar belakang diskusi ini dan aku memohon kepada beliau untuk membantuku meneruskan proses diskusi dengan A. Sayangnya… ternyata beliau menolak permintaanku dengan alasan yang tidak jelas –bahkan bisa dikatakan tanpa alasan-. Sebagaimana harapan besar lainnya – yang jika tertumpu pada seseorang namun ternyata tidak dipenuhi oleh orang tersebut-, maka kekecewaan yang besar pun kurasakan waktu itu. Ketika aku pamit pulang, pendeta tersebut masih sempat berpesan kepadaku,

“Apapun yang terjadi, jangan sampai kamu menikah dengan dia (A). Kalau dia tidak mau masuk agama Kristen, pertahankan imanmu (iman Kristen).”Gundah, bingung, sedih, dan kekecewaan yang menumpuk, semua bergumul menjadi satu setelah mendapat berbagai penolakan dari pihak-pihak yang aku harapkan dapat membantuku memberi penjelasan tentang agama Kristen ini kepada A. Bahkan pihak-pihak ini adalah orang yang kuanggap pakar dan ahli sehingga dapat membantuku menjawab dan menjelaskan tentang agama Kristen kepada A. Aku pun merasakan sesuatu yang janggal dari pesan terakhir dari pendeta X. Aku simpulkan bahwa sebenarnya mereka tidak memiliki argumen dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan aku merasakan bahwa ada sesuatu yang kurang dari agama ini (Kristen).

Sejak itulah, aku berusaha melihat dan menilai Islam dan Kristen sebagai dua agama yang sejajar kedudukannya, dan aku berusaha berada pada posisi netral seakan-akan sedang menjadi juri untuk keduanya. Berat dan tertekan. Itu yang aku rasakan ketika harus bergumul dan berusaha keras untuk melepaskan diri dari doktrin Kristen. Doktrin yang telah aku cintai sejak kecil dan telah kuikat secara sungguh-sungguh. Namun, dari sinilah aku mulai membuka diri dengan selain Kristen. Aku baru bisa mulai mempelajari seperti apa Islam sebenarnya. Kesan pertama yang kudapatkan dalam penilaianku adalah, ‘Apa yang jelek dari Islam? Kelihatannya ajarannya ok ok saja.’ Sambil melakukan ini, aku tetap terus membaca Alkitab Kristen.

Suatu ketika, A mengajukan suatu ayat dalam Alkitab yang mengatakan, ”Jangan sampai kita sudah setiap hari menyeru ‘Tuhan-Tuhan,’ tetapi tidak selamat seperti yang tertulis dalam Injil.”

Kata-kata ini terpatri dalam benakku. Malam harinya, aku mencari ayat itu dalam Alkitab dan menemukannya, yaitu pada Matius 7:21, yang isinya, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-ku yang di sorga.”Aku termenung seakan-akan tak percaya yang aku baca. Perlahan-lahan ‘ku tutup Alkitab yang sedang kubaca tersebut.

Keesokan harinya dan hari-hari sesudahnya terasa seperti hari penuh perenungan untuk pikiran dan benakku. Walaupun aku (berusaha) beraktifitas seperti biasa, namun pikiranku tidak tenang memikirkan ayat tersebut. Untuk meyakinkan diriku, ‘ku baca kembali ayat tersebut berulang-ulang, namun ternyata aku justru menjadi ketakutan setelah memikirkan makna yang terkandung di dalamnya. Sepertinya ayat ini sangat berkaitan dengan apa yang telah aku lakukan selama ini, dan aku takut ternyata aku termasuk yang pada akhirnya tidak masuk surga. Jangan-jangan apa yang kulakukan selama ini walaupun dengan kecintaan dan kesungguhan dan penuh perjuangan adalah hal sia-sia.

Sejak itu, aku mulai tertarik dengan Islam dan menjadikannya alternatif pengganti agamaku. Aku mulai bekerja di luar kota Yogyakarta di sebuah Puskesmas di Banjarnegara. Sendirian… tanpa sanak saudara ataupun teman dekat dan sahabat yang dapat kuajak diskusi tentang Islam. Aku belajar tentang Islam dari pengajian-pengajian masjid di desa yang terdengar dari pengeras suara atau acara desa dan kecamatan yang biasanya terdapat sentilan tentang ajaran Islam. Dan tentu saja tak ketinggalan, aku belajar dari diskusi yang sangat sangat banyak dengan A.

Sampai pada akhirnya, A menawarkanku untuk masuk Islam, dan akupun menyetujuinya walaupun tidak langsung melaksanakannya. Aku masih terus berdiskusi, belajar dan berpikir sehingga aku benar-benar merasa yakin dan mantap untuk memeluk agama Islam. Dan ketika keyakinan ini bertambah kuat, aku merasa ada kebutuhan mendesak yang harus kulakukan, yaitu aktifitas menyembah Allah. Rasanya keyakinanku akan sia-sia dan terasa hampa jika tidak ada aktifitas ibadah yang harus aku lakukan untuk menyembah Allah. Namun, aku sama sekali belum bisa cara beribadah yang ada pada Islam.Dengan melihat orang sholat di televisi dan memperhatikan teman sholat, akhirnya aku berusaha meniru gerakan sholat. Tentu saja segala sesuatunya masih kacau saat itu. Dengan hanya memakai piyama tidur (tanpa tahu ada aturan harus menutup seluruh aurat saat shalat) menggelar selimut untuk dijadikan sajadah, dan berdiri tidak mengetahui harus menghadap kemana, aku sholat. Ya! Aku sholat! Hanya dengan tiga kalimat yang aku ketahui, bismillahirrahmanirrahim, allahu akbar, dan alhamdulillah dan dengan gerakan yang tanpa urutan dan aturan. Rasanya melegakan karena aku melepaskan keinginan untuk menyembah satu Ilah dan hanya Ilah inilah yang harus aku sembah. Aku lakukan ini berkali-kali tanpa diketahui oleh siapapun. Aku masih belum mengetahui tentang pembagian sholat yang lima waktu. Aku masih sendirian saat itu, menjadi kepala Puskesmas, dan aku pun masih merahasiakan statusku dari siapapun termasuk staf di kantor bahkan Si A tidak tahu kalau aku melakukan sholat karena aku masih malu, takut dan masih menutup diri. Sehingga tidak ada seorangpun yang dapat mengajariku.Sampailah waktunya…

Aku dan A memberanikan diri datang kepada orangtuaku. Di situ, A mengutarakan keinginanku untuk memeluk agama Islam kepada orangtuaku. Dapat dibayangkan apa yang terjadi. Kekagetan luar biasa, marah, tidak percaya mengelegak keluar. Orangtua memintaku mengutarakan sendiri hal tersebut, dan aku pun mengatakan hal yang sama, “Aku ingin masuk Islam.” Mereka tetap tidak percaya dan memintaku memikirkannya kembali. Aku kembali ke Banjarnegara dan A juga kembali ke Jakarta tempat ia bekerja.Beberapa waktu kemudian, Bapak, Ibu dan adikku menemuiku di Banjarnegara. Menanyakan kembali keputusan akhirku. Saat itu, aku meminta A menemaniku, karena aku dalam kondisi sangat takut dan kalut. Jawabanku pun tetap sama, “Aku ingin masuk Islam.”

Betapa orangtuaku marah mendengarnya. Sebuah kemarahan yang aku belum pernah menyaksikan sebelumnya. Ibu berkata, “APA KAMU SANGGUP MENGHIANATI YESUS!!! TEGANYA ENGKAU DENGAN YESUS!!!”Rasanya hatiku teriris mendengar teriakan marah dan kekecewaan yang luar biasa dari kedua orangtuaku tersebut. Aku pun memahami jika akan seperti ini, karena seluruh keluarga besar beragama Kristen dan hampir seluruhnya adalah aktivis-aktivis gereja, sering berkhotbah di gereja. Tidak ada satupun yang beragama lain. Dan… aku yang diperkirakan juga akan mengabdi dengan sesungguhnya pada agama Kristen ternyata menjadi orang pertama yang masuk ke agama Islam. Tentu ini hal yang sangat berat terutama untuk kedua orangtuaku. Anggapan-anggapan negatif baik dari pihak keluarga, jemaat gereja, keluarga besar lainnya tentu akan datang bertubi-tubi menekan mereka. Dengan keputusanku yang tidak berubah ini, akhirnya hubunganku dengan keluarga menjadi agak renggang.

Derai air mata sejak itu masih terus mengalir. Aku sempat ragu ketika mengingat perkataan ibuku,

“Sanggupkah engkau mengkhianati Yesus.”

“Tegakah pada Tuhan Yesus.”

Pikiranku terus berkecamuk, ‘Benarkah itu? Benarkah aku harus menyembah Yesus? Benarkah jika aku memeluk Islam, Yesus akan marah?’ Berkutat pada kebimbangan antara perkataan orangtuaku dan apa yang telah kupelajari dalam Islam. Dalam puncak kebingunganku, aku bermimpi…

Aku hendak pergi tidur. Tiba-tiba… terdengar ketukan dari jendela kayu yang bersebelahan dengan tempat tidurku. Kubuka jendela tersebut dan aku kaget karena ternyata di depanku ada sesosok Yesus (wajahnya memang tidak jelas, namun berjubah dan dalam mimpi itu aku dipahamkan bahwa itu adalah Yesus). Sosok itu tidak berbicara apa-apa namun tampak seperti tersenyum, tidak marah dan mengulurkan tangannya (seperti) hendak menyalamiku. Sosok tersebut tidak berbicara namun aku dipahamkan bahwa maksud beliau adalah mengucapkan selamat kepadaku. Setelah itu sosok tersebut berlalu.

Aku pun terbangun dalam keadaan bingung dan takut. ‘Apa maksud mimpi ini?’ pikirku. Apakah ini suatu tanda bahwa pilihanku benar.

Waktupun berlalu dan aku semakin mengokohkan keputusanku untuk memeluk agama Islam. A yang hampir selalu hadir dalam perjalananku menggapai hidayah Islam ini akhirnya melamarku. Alhamdulillah… akhirnya orangtuaku pun mengizinkan kami menikah. Hubungan kami dengan keluargaku sudah baik kembali sampai saat ini. Kami menikah dengan wali dari KUA. Rasa haru dan bahagia menyelimutiku saat itu. Setelah menikah, aku langsung minta dibelikan mukena dan minta diajarkan shalat. Dan A terus mendampingiku dan mengajarkanku shalat lima waktu. Sampai aku telah dapat melakukan shalat sendiri, A baru bisa menjalankan kewajibannya untuk shalat di masjid.Perjalananku dalam memahami Islam tentu saja tidak berhenti sampai di situ. 

Setelah lima tahun sejak aku masuk ke dalam agama Islam, aku melanjutkan studi S2 di FK UGM, jurusan Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis (minat Histologi dan Biologi Sel) dan aku seperti tersentak untuk kedua kalinya. Aku baru menyadari dan memahami betapa Allah mengatur segala sistem dalam tubuh kita dengan begitu rapi, canggih, teratur, beralasan dan sempurna sampai ke tahap molekuler, tanpa kita sadari. Aku banyak termenung saat menyadari hal itu, namun juga menjadikanku banyak bertanya kepada dosen pakar saat itu. Subhanallah, Dia-lah pencipta, pengatur, pemelihara yang sedemikian rupa rumitnya. Dan tidak mungkin semua itu berjalan, berproses dan bermekanisme dengan sendirinya. Mulai saat itulah aku lebih terpacu lagi untuk belajar dengan membaca dan memahami Al-Qur’an.

Dan proses belajar itu terus berlangsung sampai sekarang. Dahulu aku telah mengetahui bahwa Allah-lah, Ilah yang disembah dalam agama Islam. Namun, perlu waktu bertahun-tahun untuk aku memahami bahwa hanya Allah-lah Ilah yang BERHAK untuk disembah. Dan pemahaman ini ternyata suatu perkembangan, semakin kita belajar mengenal Rabb kita, insya Allah semakin bertambahlah pemahaman dan ketauhidan kita, dan akan semakin sadar bahwa masih banyak sekali hal yang tidak kita ketahui. Dari proses pembelajaran inilah aku semakin memahami siapakah Allah yang selama ini aku sembah, mengapa hanya Allah yang harus aku sembah. Kini aku sedikit lebih paham (karena masih banyak hal yang belum aku pahami), tentang kekuatan rububiyah Allah (sebagai pencipta, yang berkuasa) yang melazimkan bahwa hanya Dia-lah yang berhak disembah dan mengapa aku tidak boleh mempersekutukan-Nya karena jika aku melakukan kesyirikan maka ia akan menjadi dosa yang tak terampuni (jika tidak bertaubat).

Saudariku… agama Islam terlalu tinggi, canggih dan terlalu sempurna, dengan konsepnya yang sangat jelas, sehingga agama-agama lain menjadi sangat lemah untuk menjadi pembandingnya, termasuk agama Kristen yang aku anut dahulu.

***Kisah di atas diceritakan langsung oleh Erlina kepada redaksi Muslimah.or.id, dan redaksi KisahMuslim.com juga mengenal Erlina. Semoga Allah menjaga hamba-hamba-Nya yang beriman…


Info: 0853 1232 7515 dan 0881 808 6675(mobile)
021 8845563